Tentang Ayam

'Jelang Siang' sebuah tayangan di TransTV, Sabtu (5/2) kemarin, memuat liputan tentang ayam. Apa sih yang menarik membicarakan ayam?. Toh hampir semua orang pasti tahu. Tapi, liputan ayam di Jelang Siang kemarin menjadi sangat menarik menurut Na, karena dibahas dari tiga sisi hal yg berkenaan dengan ayam.

Hobby
Pernah mendengar atau tahu tentang ayam serama?. Mungkin masih banyak yg belum. Ayam serama adalah ayam kate' (kate'=cebol=kerdil) asal Malaysia. Ini adalah salah satu jenis ayam langka, hasil dari beberapa kali persilangan yang akhirnya mendapatkan jenis ayam dengan ukuran tubuh mungil (beratnya tidak lebih 500gr) dan memiliki bulu lebih indah. Terutama yang jantan (jago) dgn jengger juga bulu yg berwarna-warni. Seperti ayam hias.

Dalam liputan Jelang Siang disebutkan kalau perawatannya tidak sulit. Yang penting kebersihan terjaga dan makanannya hanya campuran bekatul dan pur (makanan hewan). Karena unik, sudah banyak orang yang tertarik memelihara ayam serama ini. Mengenai harga, berkisar antara Rp.100rb sampai Rp.1jt. Harganya akan semakin mahal jika ayam serama memiliki buntut berdiri tegak dan ukuran tubuhnya lebih mungil.

Menu
Ayam goreng, ayam panggang, ayam bakar, ayam rica-rica, botok ayam dan sebagainya. Makanan olahan dari ayam memang banyak jenisnya dan semua mengundang selera. Salah satu menu olahan ayam yg penjualnya menjamur adalah ayam goreng tepung yg ngetrend disebut 'fried chicken'. Jelang Siang meliput mulai dari restoran siap saji sekelas KFC sampai pedangang gerobak. Tinggal pilih yg sesuai lidah dan kantong :P. Ga ada bosennya makan ayam :D.

Profesi
Pekerjaan apa yg berhubungan dengan ayam?. Salah satunya adalah tukang jagal atau dikenal sebagai tukang menyembelih dan potong ayam. Profesi yg sepintas ga menarik dan berdarah-darah ini ternyata bisa menjadi sumber nafkah yg sangat lumayan. Dlm Jelang Siang itu ditampilkan sosok seorang nenek (lupa namanya) yg sudah sejak 1958 menekuni profesi algojo ayam ini. Kesepuluh anaknya Ia ditularkan kepandaian menyembelih dan memotong ayam, yg akhirnya masing2 sudah memiliki pasar sendiri. Salah seorang anaknya menuturkan dari pekerjaannya itu Ia dan keluarganya bisa memiliki rumah, kendaraan hingga berangkat haji.

Kangen Bintang

"Mulai deh!"
"Banyak angin sih..."
"Bentar ya dibenerin."
"Apanya?"
"Antenenya bu.."

Na buka pintu samping rumah yg udah diganjel kursi teras dari dalem. Clingak-clinguk. Sepi. Seep. Soalnya Na cuma pake daster :P. Biasa klo byk angin, antene tipi yg ganjelannya mulai kendor itu berubah arah. Akibatnya, tampilan tipi terganggu. Dan artinya mesti ada kerja ektra mengembalikan antene ke posisi aman. Biasanya juga, Dinda kecil yg dgn lincah melakukan itu. Tapi kali ini dah malem, Dinda dah bobo.

Puter dikit, dan berharap angin bersahabat. Na menengadah, bermaksud melihat posisi antene. Udah pas, ditandai teriakan ibu di dalem. "Hoooppp!". Tapi, apa itu?. Satu bintang terang di langit tepat sejajar vertikal dgn antene. Na melihat sekeliling langit. Gelap, mungkin tertutup awan. Seperti hari-hari kemarin, tak ada bintang satupun yg terlihat. Dan malam ini. Bintang itu. Hanya satu bintang. Berkelip-kelip. Na kangen bintang. Juga kerlipnya.

"Na?," panggil ibu.

Buru2 Na masuk rumah. Meski masih ingin berlama-lama melihat bintang itu. Kunci pintu dan masang ganjelan lagi.

***

"Tutup matamu, bayangkan kau berada di suatu tempat yang sangat kau inginkan, rasakan kau benar-benar di sana, bayangkan dan rasakan," kata David Copperfield di tipi malam tadi.

Na ikuti.
Menutup mata. Membayangkan. Merasakan.
Suatu tempat. Bertabur bintang. Juga kerlipnya...