Dihari ke-28 puasa ramadhan ini komplek tempat Na tinggal sudah mulai terlihat sepi. Tetangga satu blok byk yg udah ngosongin rumahnya untuk mudik, krn memang sebagian besar penghuni komplek adalah pendatang. Sebagai tetangga yg ga mudik, termasuk keluarga Na, maka secara ga langsung harus ikut menjaga amanat rumah2 tetangga yg kosong itu.
Mudik berasal dari kata 'udik' yg berarti kampung atau desa adalah fenomena menjelang lebaran dari masyarakat urban. Mudik atau pulang kampung seperti sudah menjadi keharusan dari mereka2 yg merantau, krn selama sebelas bulan mereka bekerja dan beraktivitas jauh dari sanak keluarga, maka saat ramadhan dan lebaran adalah moment yg tepat untuk melepas rindu dan menyambung silaturahmi di kampung. Fitri bersama keluarga.
Na sampe segede gini ga pernah jauh dari ortu, jd ga pernah mudik :P. Tapi pernah tahun 1999, pake mobil sewaan kami sekeluarga merasakan perjalanan mudik krn ingin berlebaran bersama embah di Solo. Sebuah perjalanan yg seru sekaligus melelahkan juga riskan. Tahun segitu sarana dan prasaran jalan di jalur pantura blum spt sekarang, meskipun saat inipun msh banyak kekurangannya dlm hal kondisi jalan dan lingkungan untuk kenyamanan perjalanan para pemudik.
Perjalanan waktu itu sudah direncanakan tiga bulan sebelumnya, dari mulai dana, kendaraan, rute perjalanan, barang bawaan sampe acara apa saja yg dilakukan di Solo nanti. Tapi yg lebih penting adalah kondisi tubuh masing2 yg mesti fit, terutama sang supir. Prinsip kami biar lambat asal selamat, krn wuih! penuhnya kendaraan dgn rute dan tujuan yg sama (arah jawa tengah dan timur) klo ga sabar bisa bikin stres. Kami sering berhenti untuk beristirahat, kepentingan sang supir juga. Saat jalan, biasanya kami berkonvoi dgn mobil2 dari daerah yg sama (berplat mobil sama) agar bisa saling bantu jika terjadi sesuatu. Sering ngambil jalur2 alternatif krn ga tahan macetnya jalur pantura yg berjam-jam itu.
Mudik adalah gerakan nasional akbar setahun sekali di negara tercinta ini. Karena akbar atau kolosal, maka banyak yg mengatakan resikonya juga cukup besar. Tidak hanya kehilangan harta benda tapi juga nyawa!.
Sabtu kemarin sekitar pukul 13.00 WIB, seorang teman SMA Na meninggal dunia krn mobil bus Armada Jakarta - Merak yg ditumpanginya kecelakaan di jalan tol. Dyah Elly Marmitaningtyas, anak semata wayang yg menjadi tulang punggung keluarga itu sudah tiada saat berencana pulang untuk berlebaran bersama orang tuanya di Serang. Saat Na dan seorang teman mengunjungi rumah duka Senin siang kemarin, ga kuasa menahan haru mendengar cerita dan kesedihan orang tua yg masih shock krn kehilangan anak yg sangat membanggakannya. Semoga Allah menguatkan hati orang tuanya, dan menerima segala amal ibadah dan kebaikan almarhum.. amin.
Buat temen2 blogger yg berencana mudik, hati-hati selama perjalanan pastinya mejadi prioritas utama. Pesan Na, perbanyaklah dzikir dan berdoa selama perjalanan dan sucikan niat berlebaran bersama keluarga. Met mudik ya :).