Di Perpustakaan

,
Pulang dari menghadiri undangan pernikahan salah satu teman kantor siang ini, saya dan teman kantor terjebak hujan di jalan . Motor yg kami naiki menemukan tempat yg asyik tuk berteduh, menunggu hujan reda. Perpustakaan.

Sejak gedung Perpustakaan Prov. Banten pindah dari tempat yang lama tiga bulan lalu, saya baru dua kali berkunjung kesana. Lokasi yang lama terletak di belakang kantor saya dan jaraknya hanya sekitar 100m. Hampir setiap jam istirahat, saya ke perpustakaan dengan berjalan kaki. Tapi sekarang, untuk menuju lokasi baru perpustakaan, harus naik angkot.

Baik lokasi yang lama atau yang baru, Perpustakaan Prov. Banten masih menempati gedung sewaan berupa bangunan rumah tinggal. Otomatis penempatan rak-rak buku, meja-meja dan kelengkapan lainnya disesuaikan dengan ruangan-ruangan yang ada. Tapi kurangnya kenyamanan di perpustakaan tidak mengurangi minat masyarakat tuk mengunjunginya. Ini tak lain karena koleksi buku-buku di Perpustakaan Prov. Banten lumayan lengkap.

Perpustakaan Prov. Banten juga sudah dilengkapi satu unit komputer database yang berfungsi mencari buku tertentu dengan cepat. Benar-benar cepat pencarian judul buku di komputer tadi, tapi yang lambat bahkan sulit adalah mendapatkan buku yang dicari di rak-rak atau kode dimaksud. Ya, karena kurang disiplinnya para pembaca mengembalikan kembali buku yang sudah dibaca ke tempatnya, atau petugas perpustakaan yang tidak menempatkan buku-buku pengembalian sesuai dengan kodenya .

Hujan turun dengan deras. Di perpustakaan, saya langsung menuju satu ruangan yang membacanya bisa lesehan. Ruangan berkarpet hijau dengan empat rak bersusun berisi buku-buku mengelilinginya. Di ruangan berukuran kurang lebih 4x4m itu ada sekitar 10 orang, pria-wanita yang sedang asyik membaca .

Saya menuju rak buku-buku sejarah. Di rak itu buku-buku bertumpuk tak karuan. Spontanitas yg selalu saya lakukan jika ke perpustakaan dan melihat buku-buku di rak tak teratur adalah membereskannya :D. Saya atur dan susun sesuai kode-kode buku. Benar saja, beberapa buku dengan kode berbeda bercampur disitu. Saya pisahkan dan tempatkan pada raknya.

Selesai di rak buku sejarah. Saya menuju pada satu rak yang terdiri dari buku-buku tehnik menulis dan karya sastra, prakarya dan olah raga. Sekali lagi saya atur dan susun buku-buku tadi . Sambil mengatur, saya jadi tahu buku-buku apa saja yang terdapat disitu.

Cara Cepat dan Mudah Menjadi Gitaris Jazz Handal (Joe Bennet - Grasindo), Kreatif dengan Sayuran (Faiza Hermain - Gramedia), Cap Jempol Darah Calon Presiden (Parni Hadi - Mizan), Ramuan Tradisional untuk Penyakit Malaria (Drs. Bambang Mursito, Apt.,M.Si - Penebar Swadaya), Mata Mbeling Jeihan (Puisi Taufik Ismail - Grasindo), Cara Terbaik Olah Raga Lari (Joe Handerson, BA - Div. Buku Sport PT Rajagrafindo Persada) dll. Beberapa buku nyasar di rak tsb, diantaranya Buku Pintar Linux - Security pada System (Dudy Rudianto - Open Source Research Group Univ. Ahmad Dahlan) dan Polimer Biologis DNA Problem Ribosa (Anton J Hartono - Andi Offset).

Semua buku menarik untuk dibaca. Saya jadi mupeng . Tapi ketentuan perpustakaan adalah hanya boleh meminjam 2 buku dalam jangka waktu 10 hari dan yang dipinjam selain buku-buku referensi.

Hujan sudah reda, waktu menunjukan pukul satu. Saya putuskan tuk kembali ke kantor, meski masih ingin berlama-lama di rumah buku :D. Dengan kartu anggota milik saya, saya pinjam buku '7 Warisan Berharga' (Hernowo - HikmaH) dan teman saya meminjam buku tentang Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan.

Waktu untuk-Mu

,
Saya melirik jam di dinding ruang tempat kerja. 12 lewat 30 menit. Suara adzan waktu sholat Dzuhur dari mesjid di belakang kantor sudah lama terdengar. Dan saya belum beranjak dari depan komputer. Sebentar lagi. Entah pada siapa saya mengatakannya.

Kandung kemih sudah terasa penuh. Saya tetap ngotot menahannya. Meski saya tahu, pulang kerja kemarin saya menderita anyang-anyangan, karena hal ini. Tanggung, sebentar lagi.

Panggilan telepon dari ruang lain, printer error katanya. Akhirnya, saya beranjak juga. Saya sambar mukena dan obeng (siapa tahu perlu dibongkar :P), juga kunci ruangan. Saya mengutuki diri, kenapa harus perlu beberapa panggilan untuk bisa menyadarkan saya bahwa sudah saatnya bertemu sang Pencipta.

Jalan menuju ruang yang dituju, saya masih menawar. Beresin printer saja dulu, baru ke kamar mandi dan lalu sholat. Dan ya, itu saya lakukan!. Jam 2 siang sayapun niat suci bertemu Pencipta saya di Musholla kantor.

Saya coba khusyu, khusus. Lalu mohon ampun atas kelalaian hari ini juga mohon agar.... tiba-tiba alunan suara Christian Bautista 'The Way You Look At Me' terdengar keras. Berasal dari nada dering handphone yang diletakkan di depan salah seseorang yang sedang ruku. Doa saya terganggu, mungkin juga kekhusyuan orang sholat lainnya.

Hampir tiadakah waktu manusia, khusus untuk-Mu?
 

Sharing about Online Business Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates